Kamis, 17 September 2009

Anak yang Melindungi

Di dalam kelasnya Imam, siswa kelas 1 di sebuah SDIT d Kota Mojokerto, merupakan anak yang dibilang 'bandel'. Dia sering mendapatkan peringatan dan hukuman dari gurunya. Dia tipe anak yang sulit diam dan gampang bosan. Suatu ketika temannya membawa mainan ke sekolah. Karena ketahuan dan takut kena marah temannya itu memberikan mainannya ke Imam. Dengan santai dia menerima mainan tersebut dan 'siap' menerima konsekuensinya. Apa jadinya? Gurunya memarahinya lalu menghukumnya menghapus papan.

Di depan ibunya dia menceritakan hal itu dengan santai. Dengan santai dia memberikan alasan. "Kasihan, temanku takut dimarahi bu guru. Paling-paling saya disuruh menghapus papan. Saya setiap hari juga menghapus papan," katanya dengan tanpa rasa bersalah.

Hal mirip juga terjadi pada Diaz, siswa kelas 5 di SD swasta terkenal di Kota Mojokerto, dia dicap 'nakal' oleh gurunya. Bahkan mamanya sampai membawa ke dokter spesialis dan divonis 'autis'. Dan tidak tahu apa pertimbangannya, dia diharuskan minum resep dokter. Ketika mamanya mempertemukan saya dengan Diaz. Saya terkejut setelah berbicara dengannya.
"Ini bukan autis," klaim saya. Karena saya sering ketemu anak autis, dan memiliki 1 pasien yang autis tidak seperti Diaz. Diaz hanyalah anak dengan tipe psikomotorik yang tidak bisa dipahami oleh guru dan mamanya. Dia adalah anak yang keinginan dalam hatinya tidak dapat terungkapkan lewat verbal, hanya lewat fisik. Dia adalah anak yang senang game komputer. Saya nasehati mamanya untuk mengajari Diaz bukan dengan cara visual atau auditorial. Tapi secara psikomotor. Bahasa tubuhnya harus dipahami. Lebih perhatian kepadanya. Beberapa waktu setelah pertemuan itu saya menanyakan ke mamanya. Hasilnya, ada banyak perubahan pada Diaz.

Imam dan Diaz adalah contoh tipikal anak psikomotorik. Mengajar anak dengan tipikal seperti ini butuh pemahaman psikomotorik juga. Guru sebaiknya memberikan kegiatan game, senam, tebak-tebakan dan pendekatan yang menyenangkan lainnya. Yang lainnya, guru sebaiknya merubah cara menilainya. Arahkan perhatian dan fisiknya untuk menunjang belajarnya. Selamat berusaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar