Senin, 07 September 2009

Siswa yang Troublemaker

Di kelas yang kita ajar mesti ada satu atau beberapa siswa yang troublemaker. Siswa troublemaker itu bisa jadi ngomong sendiri ketika kita menjelaskan. Bisa juga bikin komentar yang gak nyambung dengan apa yang kita ajar. Bisa juga tidak mengumpulkan tugas atau mungkin sering bolos ketika jam pelajaran kita.

Siswa troublemaker ini sebenarnya tidak bisa diterjemahkan begitu saja menjadi siswa 'nakal'. Mereka seringkali dijadikan bahan omongan guru ketika di kantor. Mereka seringkali adalah siswa yang siap kita 'bidik' ketika mulai pelajaran. Padahal tidak seharusnya seperti itu. Memang mereka adalah siswa yang bisa kita jadikan omongan, akan tetapi omongan untuk menemukan masalah sebenarnya. Apakah siswa tersebut hanya bikin masalah di jam kita saja ataukah semua guru mengeluhkannya. Dari situ kita bisa jadikan dasar 'penelitian' berikutnya, yaitu mengapa dia sampai seperti itu? Seringkali pembicaraan sesama guru tidak menyentuh akar ini. Memang mereka adalah siswa yang siap kita 'bidik' untuk pelajaran kita, akan tetapi kita 'bidik' untuk kesuksesan mengajar kita. Bagi saya apabila kita bisa menyampaikan materi atau membuat siswa troublemaker mengikuti pelajaran kita, berarti siswa lainnya gak ada masalah berarti.

Ada seorang siswa yang saya cap siswa troublemaker di kelas XII IPS-1 di SMAN 1 Pacet Mojokerto tempat saya mengajar, namanya Catur. Dia seringkali berkomentar ketika saya mengajar. Dia juga alfa (skipping) 2 kali dalam pelajaran conversation saya. Ketika masuk kelas ini dia adalah salah satu "target" yang saya upayakan untuk saya jinakkan. Akan tetapi hari ini (7/9) ada prestasi dari dia. Tidak dinyana Catur dari tempat duduknya yang paling belakang angkat tangan sambil tanya, "Pak saya bisa maju?"
"Maju apa?" tanya saya agak heran kok ndungaren anak ini minta maju.
"Ya, maju presentasi benda yang dicintai."

Dalam kelas conversation saya memang tiap pertemuan ada 3 siswa yang maju bergantian menceritakan pakai bahasa Inggris selama 3-5 menit di depan kelas. Dan kebetulan Catur pas gilirannya mbolos/skipping. Saya ya cuek. Tapi melihat antusiasmenya untuk maju di bulan Ramadlan ini membuat hati saya luluh.

"Ya, boleh. Tapi setelah giliran Sulis, Tefi dan Thoriq. Oh ya, bagi yang termasuk saya coret karena gak mau maju di pertemuan ini saya mengadakan pemutihan. Mumpung bulan puasa. Tapi kalau tetap gak maju yang berarti resikonya nilai gak akan keluar."

Setelah ketiga temannya tampil, Catur dengan gaya yang lumayan 'meyakinkan' maju. Dan bagi saya dia berhasil untuk melangkah lebih baik. Dengan menunjukkan gelang karet berwarna hitamnya dia menceritakan dengan bahasa Inggris ala kadarnya. Saya sangat bersemangat mendampinginya sambil membantu apabila ada beberapa vocab yang di tidak bisa. Sedangkan dua siswa troublemaker lainnya tetap mempertahankan predikatnya.

Alhamdulillah, keberhasilan tak terduga saya peroleh hari ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar