Jumat, 03 Juli 2009

Manajemen Peningkatan Kualitas

Dalam perjalanan saya bekerja sebagai guru profesional di lembaga sekolah formal sejak tahun 2006 banyak hal yang dapat saya ambil di masing-masing sekolah tempat saya bekerja. Pada tahun 2006 ketika di SMA Tamansiswa Kota Mojokerto (serta waktu itu di SMK Tamansiswa Mojoagung Cabang Mojokerto) saya bisa belajar bagaimana caranya iklan gratis supaya diminati oleh siswa dan wali murid walaupun sekedar sekolah swasta yang walaupun secara intelektualitasnya tidak dikedepankan. Di sana saya banyak belajar bahwa kedisiplinan apabila diterapkan dapat mempertahankan kuantitas murid setiap tahunnya. Walaupun tiap tahun di SMA Tamansiswa pasti banyak yang tidak lulus (sekitar 30an siswa tiap tahun) akan tetapi di tahun pelajarn baru mereka bisa mendapatkan sekitar lebih 1000 siswa baru apabila dikumpulkan SMK dan SMA Tamansiswa Mojokerto, SMK Tamansiswa Mojoagung Cabang Mojokerto, dan SMPnya.

Pada tahun yang sama (2006) di SMA Muhammadiyah Mojokerto adalah awal usaha untuk dapat maju (minimal eksis) dalam dunia pendidikan di Mojokerto dengan mengganti kepala sekolahnya. Akan tetapi sampai tahun 2009 perkembangan dari sekolah itu tidaklah tampak. Begitu pula nasib sekolah yang saya cintai SMK Muhammadiyah Mojokerto. Ketekunan Pak Marzuqi (almarhum) sampai meninggalnya tidak dapat membuat sekolah ini melejit.

Di SD Muhammadiyah Plus Mojokerto (2006-2009) awalnya saya hanya seorang guru Bahasa Inggris yang kemudian diberi kepercayaan untuk memegang jabatan wakil kepala sekolah bidang kurikulum selama dua tahun kurang 3 bulan saya belajar banyak tentang mengelola sekolah berbiaya mahal akan tetapi diminati oleh wali murid. Inti dari keberhasilan di sekolah ini adalah kedisiplinan manajemen merawat murid dan melayani wali murid.

Di MAN 1 Kota Mojokerto (2007-2009) saya mulai mendapat kesimpulan dari manajemen peningkatan kualitas sekolah. Madrasah ini dulu sering 'terpinggirkan'. Bahkan tidak banyak yang tahu di Kota Mojokerto ada Madrasah Aliyah Negerinya. Bapak Walikota pun sempat menjuluki sekolah kandang bebek. Ketika saya masuk kepala madrasahnya sudah dijabat oleh Drs. Achmad Wahid Hasjim (pak Wahid). Pak Wahid sangat welcome dengan perubahan. Beliau sangat konsen dengan masalah disiplin. Beliau sangat menghargai kualitas pendidikan. Dengan 'penegak disiplin' yang digadang oleh Ainur Rofiq, S.Pd. (Abah Rofik) dan Dedi Sasmito, S.Pd. (Pak Dedi) kedisiplinan sekolah ini meningkat. Hal itu dapat terlihat dalam tiga tahun terakhir jumlah siswa baru semakin meningkat, walaupun ada yang tidak lulus (terakhir tidak lulus 4 orang) awal pembukaan PSB 2009/2010 sudah menunjukkan kualitas tajam.

Dari tiga tahun itu saya dapat menarik kesimpulan, untuk meningkatkan kualitas sekolah paling tidak terpenuhi syarat sebagai berikut:
  1. Kepala Sekolah merupakan sosok inovatif, konstruktif dan mau mencari rahasia keberhasilan di sekolah lain,
  2. Untuk menciptakan kualitas kepala sekolah dibantu oleh waka atau guru yang satu ide dan dapat menegakkan disiplin di sekolah,
  3. Menggunakan media massa untuk brand image dan brand awareness,
  4. Komunikasi yang intens dengan orang tua atau wali murid,
  5. Memberi ciri khas hasil pendidikan sekolah tersebut.
Insya Allah ada trik lainnya.

1 komentar:

  1. salam saat ini kami menerima semua lulusan SMK TAMAN SISWA MOJOAGUNG ketik/print lamaran kerja ke gading kirana G30 031.8072.877 lgs krj& gajian #kharismaselaras

    BalasHapus