Sabtu, 04 Juli 2009

Allah yang Menyelamatkanku

Hari Kamis (2/7) saya awali sebagaimana hari-hari biasanya. Namun pada hari ini istri dan saya berencana membagikan makanan sebagai wujud syukur atas diterimanya saya sebagai CPNS di SMAN 1 Pacet. Memang kelihatan lumayan lama sih akan tetapi untuk teman-teman guru sudah beres semuanya. untuk yang hari ini kami khususkan untuk keluarga.

Pagi hari saya berangkat ke SMAN 1 Pacet dengan memakai kaos lengan panjang, celana kopel, jaket jeans dan pake sepatu kulit model polisi. Sempat istri saya komentar kok funky. "Nggak apa-apa ta ke sekolah model gitu?" tanya istri saya. Saya cuek aja. Mumpung liburan saya pake baju nyantai ke sekolah. Sebelum berangkat dia mengingatkan jangan pulang siang-siang. Soalnya jam 10an ambil nasi kotak di Anggrek (sebuah cattering di Kota Mojokerto).

Di sekolah saya dengan pak Yanto dan pak Marno membahas rencana pengajuan proposal ke pak Masyhudi (Kepsek) terkait workshop Smart Teaching. Hari itu adalah awal PSB. Jadinya tamu beliau hari itu sangat banyak. Hal itu membuat saya tidak bisa menunggu lebih lama. Saya serahkan urusan proposal ke pak Yanto dan pak Marno. Terlebih mereka berkompeten dalam hal ini.

Saya lalu pamit pulang. Tidak seperti biasanya, hari itu saya pulang dalam keadaan tidak mengantuk. Keluar dari SMAN 1 Pacet, pertigaan Pugeran, kolam pemancingan pak Gufron, sekitar 200 meter dari sana tiba-tiba dari arah gang kampung (sebelah kiri saya) keluar sepeda motor yamaha 70an dikendarai seorang laki-laki membonceng istri dan seorang anak laki-lakinya yang masih kecil. Sepeda motor itu menabrak sebelah kiri sepeda motor saya mengenai kaki kiri yang membuat saya terjatuh ke sisi kanan. Sepeda motor itu beserta penumpangnya juga jatuh dan menimpa sepeda motor saya. Kami terseret sekitar 3 meter. Kaki kanan saya tergencet sepeda dan ikut terseret di atas aspal.

"Inna lillah!" hanya itu yang terucap di mulut saya.

Saya sambil jatuh terseret sambil menegok ke arah kanan dan berharap tidak ada mobil yang menambah masalah. Alhamdulillah semua kendaraan di depan dan belakang bisa terkontrol.

"Kakiku tidak bisa bergerak." Itu dalam hati saya sambil dibopong oleh seorang laki-laki ke pinggir jalan.
"Sudah mas, jangan berdiri. Duduk saja. Atau tidur saja," katanya sambil membopong saya ke pinggir kanan jalan. Saya lihat dia langsung mengamankan sepeda saya dan berusaha membantu sebisanya.

Alhamdulillah kaki kanan saya ternyata hanya lecet di mata kaki sebelah dalam dan di lutut. Tubuh saya terasa sakit semua. Sepeda motor saya hanya rajawalinya yang pada bengkok. Tidak lama si penabrak mendatangi saya dan minta maaf. Melihat kondisi bapak tersebut saya tidak tega untuk melanjutkan masalah ini, walaupun saya dalam posisi benar. Saya maafkan dia.
"Pak, lain kali kalau keluar dari gang berhenti dulu. Apalagi sampeyan membonceng istri dan anak. Apa ndak kasihan anaknya? " pesan saya.

Alhamdulillah saya pakai celana kopel dan sepatu kulit. Saya nggak bisa membayangkan terseret 3 meter digencet sepeda motor seperti itu kaki saya hanya lecet dan sedikit terkilir.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar